Pengaruh Alkohol Terhadap Otak
Alkohol merupakan salah satu zat yang memberikan dampak buruk atau negative pada otak. Alkohol merupakan suatu depressan terhadap sistem saraf pusat. Ada banyak faktor yang memengaruhi bagaimana alcohol dapat memengaruhi seseorang, di antaranya:
a. Umur (age)
b. Jenis kelamin (gender)
c. Kondisi tubuh seseorang (physical condition)
d. Jenis dan jumlah makanan yang telah dimakan (amount of food eaten)
e. Obat lain yang diminum (other drugs or medicines taken)
Baca juga: Cross Dressing Menurut Psikologi
Di samping ini adalah perjalanan alcohol dalam tubuh manusia sehingga alcohol dapat mengakibatkan gangguan pada organ-organ seperti:
1. Rongga mulut
2. Lambung
3. Usus
4. Jantung
5. Otak
6. Hati (lever)
Alkohol juga memengaruhi kinerja sistem saraf pusat. Pengaruh alcohol terhadap sistem saraf pusat adalah:
1. Meningkatkan kadar neurotransmitter dopamine dan noradrenalin
2. Menurunkan kecepatan transmisi sel saraf dalam sistem asetilkolin
3. Meningkatkan kecepatan transmisi sel saraf dalam sistem GABA
4. Meningkatkan produksi beta-endorfin di hipotalamus
Baca juga: Cara Meningkatkan Kecerdasan Otak
Karena pengaruh-pengaruh tersebut, maka alcohol yang dikonsumsi dalam dosis rendah dapat mengakibatkan:
a. Efek relaksasi
b. Menurunkan ketegangan
c. Menurunkan refleks-refleks anggota gerak tubuh
d. Merusak konsentrasi
e. Mengganggu waktu reaksi tubuh
f. Menurunkan kemampuan koordinasi
Sementara itu, dalam dosis sedang, alcohol dapat mengakibatkan beberapa efek sebagai berikut:
a. Bicara melantur
b. Pusing
c. Mengubah emosi seseorang
Dalam dosis tinggi, alcohol dapat menyebabkan beberapa efek sebagai berikut:
a. Mual dan muntah-muntah
b. Kesulitan atau gangguan pernapasan
c. Tidak sadarkan diri
d. Koma
Sementara itu, pada pecandu alcohol (alkoholis) kronik dapat menyebabkan beberapa akibat pada tubuh, termasuk di antaranya:
a. Kerusakan pada otak, khususnya otak bagian depan (lobus frontalis) sebagai pusat kecerdasan dan kreativitas seseorang.
b. Penyusutan ukuran dan volume otak dan meningkatkan ukuran ventrikel otak.
c. Defisiensi atau kekurangan vitamin B1 yang pada akhirnya mengakibatkan timbulnya penyakit yang dikenal Wernickc’s Syndrome yang ditandai oleh gangguan pada sistem memori, bingung, dan gangguan koordinasi.
d. Defisiensi tiamin yang dapat mengakibatkan munculnya penyakit Korsakoff’s Syndrome dengan ditandai gejala-gejala, seperti pelupa (amnesia), apatis (tidak bereaksi terhadap rangsangan), dan tidak mengenal waktu dan tempat (disorientasi).
Artikel dan Curhat Online Gratis dari Omegarion dalam dibaca di blog www.kurotasanry.com.
Diposting pada : Senin, 18 Oktober 21 - 20:57 WIB
Dalam Kategori : ALKOHOL, DAMPAK, MABUK, DEPRESSAN
Dibaca sebanyak : 273 Kali
Tidak ada komentar pada blog ini...
Anda harus Login terlebih dahulu untuk mengirim komentar
Facebook Feedback